 |
Para psikolog sepakat bahwa mengetahui pribadi diri sendiri merupakan jalan menuju keberhasilan dalam kehidupan. memahami diri sendiri tidak hanya terbatas pada mengetahui tentang kelebihan, potensi, bakat, dan keahlian yang terpendam dalam diri, akan tetapi memahami diri itu juga ditujukan untuk mengetahui kecendrungan-kecendrungan tertentu dalam diri untuk kemudian kita luruskan.
Berterus Terang Pada Diri Sendiri, barangkali kalimat ini sering kita dengar dan sering juga kita mengabaikannya, namun kalimat ini memiliki dua fungsi yang sangat penting sebagai langkah awal kita untuk mengenal diri sendiri.
Fungsi pertama; berterus terang pada diri sendiri akan menjelaskan prosedur-prosedur yang kita perlukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kepribadian kita.
fungsi kedua; menjelaskan pentingnya mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain yang bisa jadi timbul karena faktor-faktor dari kesalahan-kesalahan kita juga.
Berikut ini sejumlah pertanyaan yang mampu menguak kecintaan anda terhadap diri anda.
- apakah anda menghindarkan diri untuk membongkar kesalahan-kesalahan diri anda?
- jika anda tak senang dengan bentuk tubuh anda, apakah anda akan melakukan sesuatu usaha untuk memperbaiki hal tersebut?
- apakah anda membiarkan suatu celah dalam diri anda yang darinya merayap suatu perasaan bahwa anda gagal?
- apakah jika anda melakukan suatu pekerjaan, kemudian anda membandingkan antara tingkat prestasi kerja anda dengan tingkatan kerja orang lain yang barangkali telah melakukan hal itu sebelumnya?
- jika anda mewujudkan suatu prestasi yang nyata, apakah anda akan selalu mengingatnya?
- apakah anda senantiasa dan selalu berusaha untuk menyenangkan diri sendiri dan bertobat dari kemaksiatan?
- apakah anda senang menghitung keberhasilan anda dan tidak sekalipun pernah menghitung seberapa banyak kegagalan anda?
- apakah anda selalu berusaha menjalankan pekerjaan yang membahagiakan anda atau anda merasa senang ketika mengerjakannya?
- apakah anda berusaha memberikan pujian kepada orang yang memerlukannya dan bersimpati bagi orang yang berhak atasnya?
- apakah anda selalu berusaha untuk mengetahui, mengapa orang lain marah kepada anda?
jika dari pertanyaan-pertanyaan di atas anda mulai berpikir untuk mencintai diri sendiri maka anda adalah sosok yang akan mencintai dan menghormati diri anda dengan ukuran yang seharusnya. Dengan demikian anda akan mampu mengenal diri anda dan memahaminya dengan baik.
Seperti dikatakan oleh Dr. Marden, seorang profesor psikologi bahwa analisis terhadap diri sendiri tak ada nilainya jika hanya ditujukan untuk mengetahui hakikat kekuatan diri kita dan kelebihan-kelebihannya saja atau sekedar untuk mengetahui poin-poin kelemahan pada diri kita dan bersikap kasar terhadap diri sendiri dengan tujuan untuk meluruskannya.
Namun nilai yang paling besar adalah jika hal itu ditujukan untuk mengetahui hakikat kekuatan diri kita, juga poin-poin kelemahan kita dengan tujuan untuk memperbaikinya.
Meskipun proses memahami pribadi memiliki kompensasi yang istimewa berupa perasaan manusia akan sebuah ketenangan dan kebahagiaan, ia juga memiliki bahaya-bahaya yang dimulai disaat seseorang memahami dirinya, kemudian ia baru mengetahui bahwa perjalanannya untuk mengembangkan kepribadian dan memperbaiki dirinya tidak selalu mudah. Terkadang keberhasilan dalam waktu cepat dapat melemahkan semangat seseorang disebabkan kecendrungannya untuk menilai setiap usahanya dalam kehidupan dengan keberhasilan dan kegagalan. Akan tetapi, mengenal dan memperbaiki diri tidak tunduk kepada komposisi sederhana seperti itu.
Percayalah, bahwa kemajuan manusia selalu mengandung satu bentuk dari resiko, kesusahan dan kegagalan, tak terkecuali proses memahami diri. Oleh karena itu, dalam banyak kondisi bukan sebuah hal yang asing sama sekali ketika kita enggan untuk melaksanakan sebuah tugas untuk memperbaiki jiwa meskipun kita tidak ridha dengan diri kita dan interaksi kita berada di level ketidakridhaan.
Sayangilah diri anda dan kenalilah potensinya sebagai bentuk pengamalan hadits Rasulullah SAW.,
"Allah mengasihi seseorang yang sangat mengenal potensi dirinya."
